Posted by : BLOG SEDERHANA
Wednesday, May 6, 2015
Rokok elektronik atau rokok elektrik sedang menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia. Banyak yang beralih ke rokok elektrik karena menganggap cara merokok seperti ini aman dan lebih trendi, tanpa mengurangi kenikmatan merokok tembakau itu sendiri. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah rokok elektrik aman?
Menurut Craig Youngblood, presiden perusahaan pembuat rokok elektrik InLife, produk buatannya lebih aman daripada rokok tembakau. Dia juga menyatakan rokok elektrik bebas polusi dan tidak berbau karena mengeluarkan uap, bukan asap.
Namun, Norman Edelman, kepala medis dari American Lung Association mengatakan bahwa pernyataan bahwa rokok elektrik lebih aman belum cukup valid karena efek jangka panjang rokok elektrik belum diuji secara klinis.
Para peneliti di University of South California menemukan bahwa walaupun rokok elektrik mengandung beberapa logam beracun lebih tinggi ketimbang rokok biasa, rokok elektrik secara keseluruhan adalah pilihan yang lebih aman.
Sebagian instansi internasional dan nasional turut memberikan tanggapan mengenai tingkat keamanan dan peredaran rokok elektrik.
World Health Organization (WHO)
WHO
merilis sebuah laporan berisi anjuran untuk tidak menggunakan rokok
elektrik di dalam ruangan karena produk ini bisa mengeluarkan racun
seperti rokok biasa. Meski tidak mengeluarkan asap, uap rokok elektrik
yang mengandung zat kimia berbahaya juga dapat menimbulkan polusi udara.
WHO juga menganjurkan untuk tidak menjual rokok elektrik kepada
orang-orang di bawah usia 18 tahun.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Begitu
pula di Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah
memperingatkan masyarakat bahwa rokok elektrik yang beredar di pasaran
adalah produk ilegal dan belum terbukti keamanannya. Menurut BPOM, rokok
elektrik mengandung nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol,
dieter glikol, dan gliserin. Jika semua bahan itu dipanaskan akan
menghasilkan senyawa nitrosamine. Senyawa tersebut dapat menyebabkan
kanker.
Apa Saja Kandungan Rokok Elektrik?
Rokok elektrik atau biasa juga disebut dengan sistem pengiriman nikotin elektronik (ENDS) adalah alat penguap bertenaga baterai yang dapat menimbulkan sensasi seperti merokok tembakau. Tampilannya pun ada yang menyerupai rokok dan ada pula yang didesain berbeda. Rokok elektrik pertama kali dipatenkan oleh apoteker asal Tiongkok, Hon Lik, pada tahun 2003. Kemudian dipasarkan di Tiongkok pada tahun 2004 melalui perusahaan Golden Dragon Holdings (kini bernama Ruyan).Di dalam rokok elektrik terdapat tabung berisi larutan cair yang bisa diisi ulang. Larutan ini mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa. Larutan ini dipanaskan, kemudian muncul uap selayaknya asap. Sebagian perusahaan menjual cairan perasa tertentu. Antara lain perasa mentol/mint, karamel, buah-buahan, kopi, atau cokelat.
Nikotin
Nikotin
merupakan zat yang terdapat pada daun tembakau. Nikotin berfungsi
sebagai obat perangsang dan memberikan efek candu. Itulah sebabnya banyak perokok yang sulit berhenti merokok.
Propilen glikol
Propilen
glikol merupakan cairan senyawa organik yang tidak berbau dan tidak
berwarna, namun memiliki rasa agak manis. FDA atau Lembaga Pengawas
Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat telah menyatakan bahwa senyawa
ini aman jika digunakan dalam kadar rendah.
Gliserin
Gliserin
adalah cairan kental tidak berbau dan tidak berwarna. Zat ini sering
digunakan pada perpaduan formulasi farmasi. Cairan manis yang dianggap
tidak beracun ini sering pula dipakai oleh industri makanan. Gliserin
berfungsi sebagai pengantar rasa dan nikotin dalam penggunaan rokok
elektronik.
Hingga kini status keamanan rokok elektrik terutama
yang dampak jangka panjangnya masih diperbincangkan karena klaim dari
produsen belum sepenuhnya terbukti. Beberapa penelitian menemukan bahwa
rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan
meningkatkan risiko asma, stroke serta penyakit jantung.
Langkah terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghindari hal yang
belum teruji kebenarannya. Alangkah baiknya jika kita bisa sepenuhnya
tidak tergantung pada nikotin dan zat apa pun.Sumber : http://www.alodokter.com
Post a Comment